Anak dan Remaja Juga Bisa Terinfeksi HIV

HIV sering kali dianggap sebagai penyakit yang hanya dialami oleh orang dewasa. Padahal, faktanya anak-anak dan remaja juga berisiko terinfeksi HIV, bahkan sejak dalam kandungan. Penting bagi seluruh orang tua, keluarga, dan masyarakat untuk memahami bagaimana HIV dapat terjadi pada anak, cara pencegahannya, serta bagaimana mendukung mereka yang hidup dengan HIV agar tetap sehat dan bahagia.

HIV anak

Bagaimana Anak Bisa Terinfeksi HIV?

  1. Selama Kehamilan, Virus dapat menular dari ibu ke janin melalui plasenta.
  2. Saat Persalinan, Risiko penularan meningkat saat proses kelahiran jika ibu tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
  3. Saat Menyusui, ASI dari ibu dengan HIV dapat menjadi media penularan bila tidak dikelola sesuai prosedur medis.

Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

  1. Skrining HIV pada ibu hamil sejak awal kehamilan.
  2. Pemberian Antiretroviral (ARV) bagi ibu hamil yang terinfeksi HIV.
  3. Persalinan sesuai indikasi medis, mengikuti prosedur yang aman untuk ibu dan bayi.
  4. Profilaksis HIV untuk bayi baru lahir dari ibu dengan HIV.
  5. Pemberian ASI mengikuti standar dan ketentuan khusus bagi ibu dengan HIV.

Data HIV pada Anak dan Remaja di Indonesia
Hingga Juni 2025, tercatat lebih dari 10 ribu anak di Indonesia hidup dengan HIV, mulai dari bayi hingga remaja. Distribusi usianya sebagai berikut:

  • ≤ 4 tahun : 13,2%
  • 5–12 tahun : 39,5%
  • 13–15 tahun : 15,8%
  • 16–18 tahun : 31,5%

Remaja Juga Berisiko
Masa remaja adalah masa ingin tahu dan rentan terhadap pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, remaja perlu memahami cara melindungi diri dari HIV melalui:

  • Informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan seksual.
  • Edukasi berbasis life skills untuk menolak ajakan berisiko.
  • Dukungan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan yang aman untuk berdiskusi.
  • Menghindari perilaku yang berisiko menularkan HIV.
  • Akses layanan kesehatan yang ramah remaja.